Lihat

Unknown


Dengan rambut terurai yang kusut, seorang gadis kecil berlari-lari sambil menangis mengikuti jenazah ayahnya yang diusung menuju ke tempat pemakaman. Melihat iring-iringan jenazah lewat depan rumahnya, Hasan Al Bashri yang duduk didepan pintu pun bangkit dan bergabung dalam iring-iringan itu.

“Ayah, mengapa begitu singkat umurmu?” ratap gadis kecil mengikuti iring-iringan itu
Hasan Al Bashri melihat keadaan gadis itu hatinya terenyuh, perasaannya menjadi iba. Takdir telah menentukan bahwa gadis sekecil itu harus kehilangan Bapak, padahal gadis seumurnya sangat memerlukan perlindungan dan bimbingan seorang bapak. Esok harinya, ketika Hasan Al Bashri kembali duduk di muka pintu seperti kemarin, gadis kecil itu lewat lagi. Gadis itu berlari-lari kecil sambil meratap dan menangis menuju makam ayahnya. Hal itu membuat Hasan ABashri mengikutinya dari belakang. Ia ingin tahu apa yang akan diperbuat gadis kecil itu. Setiba di pemakaman, Hasan Al Bashri melihat gadis kecil itu memeluk makam Ayahnya, pipinya diletakkan di atas gundukkan tanah sambil meratap-ratap.

Dari persembunyiannya Hasan Al Bashri selalu mengikuti apa yang dilakukan gadis kecil itu, dan ia mendengar apa yang diucapkannya.

Unknown

Junaid Al Baghdadi suatu hari menderita sakit mata. Ia diberi tahu oleh seorang tabib, jika ingin matanya cepat sembuh jangan sampai terkena air.

Namun Junaid tak menuruti saran tabib itu. Ketika hendak melakukan shalat isya’, ia nekat mengambil air dan berwudhu, membasuh mukanya.