Lihat


Indahnya Menjadi Muslimah

Bismillahirrahmanirrahim…



“Suit…Suit…”Terdengar suara siulan dari beberapa pemuda yang nongkrong di depan gang, si cewek yang merasa digoda menampakkan mukanya yang memerah karena marah.



“Heh!! nggak pernah liat cewek jalan kali ya!”



Salah satu pemuda nggak mau kalah dengan menimpali,”lho mbak, ada rejeki lewat



Di depan mata masa mau ditolak, lagian si mbak pake baju yang aduhai, jadi buat kita gimana gitu,berartikan emang mau ngasih rejeki buat kita-kita.”

Pandangan nakal si pemuda terus melihat kaki si cewek dengan rok mininya dan baju ketat yang dia pakai. Dengan kesal si cewek berlalu tanpa bisa membela diri.


Datang lagi cewek ke dua, dengan pakaian yang kurang bahan masih di tempat yang sama dengan pemuda yang sama, tanpa berpikir lama para pemuda melakukan hal yang sama dengan cewek pertama.


” Suit…suit…”Si cewek malah malu-malu bangga karna digoda, menambah semangat pikiran kotor mereka.


“Mau kemana mbak ,sendirian aja nih, mau kita anterin ngga, wanita cantik kasian jalan sendirian,” seneng banget si cewe di bilang cantik, menambah semu merah di pipinya,lantas berlalu dengan senyum bangga.


Datang lagi cewe ke tiga, dengan pakaian lengkap, jilbab yang membungkus auratnya, tanpa ketinggalan kerudung panjang yang menutupi dada nya, lewat di depan para pemuda tadi dengan tertunduk dan memegang erat ujung kerudungnya.



Tak ada godaan yang terdengar, hanya ucapan salam dari salah satu pemuda dan karena itu menjadi kewajibannya untuk menjawab, dia menjawab dengan lirih, bahkan si pemberi salam pun mungkin tak mendengar, dengan langkah mantap dan tegas, dia lewat begitu saja.
================================


Subhanallah..itu hanya kisah fiktif yang mungkin dari beberapa diantara muslimah pernah mengalami. Renungkan sejenak,sahabat mau memilih jadi cewek yang mana???


Sungguh indah menjadi seorang muslimah, islam sangat menghormati wanita, tapi tidak bagi wanitanya yang enggan menghormati dirinya sendiri dan kesucian auratnya. Lihatlah wanita sekarang menjadi komuditas yang diekspos dan diperjualkan auratnya di media, bahkan berlomba-lomba menampakkan auratnya dikalangan laki-laki agar bisa di banggakan..Naudzubillah..


Dimanakah rasa malu kini, ingatkah sabda Rasulullah Alaihi Wasallam kalau memang sudah ngga punya malu, lakukanlah sesukamu. Wah…hancurlah sudah rasa malu itu, hilanglah sudah kehormatan yang di banggakannya, pupuslah sudah kesuciannya.


Sungguh indah menjadi muslimah, islam sangat memuliakan wanita. Kamu tentu sudah berulang kali diingatkan betapa penting menutup aurat,Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menegaskan dalam firman-Nya surat An Nur 31 dan pakaian yang seharusnya dalam surat Al Ahzab 59,dan Allah telah mewajibkan mu ber jilbab maka sudah tentu ada ketentuan ketentuanya, berjilbab bukan hanya menutup auratmu, tapi perlu diketahui bahwa pakaian muslimah yang syari bukan sekedar menutup kepala.Tapi menjaga bentuk tubuhnya, dengan pakaian longgar alias tidak ketat, tidak menerawang, tidak menyerupai laki-laki,tidak tabarruj, tidak memberi wangi-wangian yang berlebihan sehingga menimbulkan fitnah.


Sungguh indah menjadi muslimah, islam sangat menjaga wanita. Mari perteguh mahkotamu dengan jilbab, jangan ragu dengan apa kata mereka tentang jilbab, karena Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa islam berawal dari keterasingan dan akan kembali asing,maka berbahagialah orang-orang yang asing ( al hadits).


Menjadi wanita itu indah,menjadi muslimah itu sangat indah,menjadi mukminah jauh lebih indah dan menjadi sholehah adalah pilihan..Tentukanlah Pilihanmu Mulai Sekarang ^_^

Ciri Ciri Wanita Muslimah

1.Bertakwa.Wanita yang muslimah senantiasa bertakwa kepada allah Swt dan rasulnya.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan Wanita Yang Muslimah kalau beribadah seolah olah dapat melihat allah di hadapannya kalaupun dia tidak bisa melihat allah dia percaya kalau allah selalu mengawasi perbuatanya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
16. Menjaga batas pergaulan .Allah memerintahkan para wanita agar menundukkan pandangan ketika berhadapan dengan lelaki ajnabi. Jika terdapat sebarang urusan, dia menjaga batasan yang sepatutnya. Ia perlu bagi mengelakan fitnah.
17. Berpakaian menurut ajaran Islam Wanita Muslimah perlu memastikan dirinya bersih , kemas dan cantik di rumah bersama suaminya. Apabila melangkah keluar rumah pakaian yang dipilih sentiasa memenuhi syarat syarak menutup aurat dengan sempurna. Dilarang memakai pakaian yang menampakkan susuk tubuh aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua-dua tangan hingga ke pergelangan.
18. Berhias untuk suami. Menghias diri merupakan kegemaran wanita. Namun kadangkala wanita yang tidak faham akan kewajipannya,ia berhias diri ketika akan keluar rumah. Tetapi ketika di rumah ia dalam keadaan tidak bersih. Padahal di dalam Islam menganjurkan supaya isteri berhias hanya untuk suami.


♥.♥..¸(`'•.¸*¤ *¸.•'´)¸..♥.♥


بِسْــــــــــــــــــمِ. الله ِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السلام عليكم ورحمت الله وبركا ته


JILBABKU TASBIHKU
KISAH MUSLIMAH di MANCANEGARA
♥ ♥.♥..¸(`'•.¸*♥*¸.•'´)¸..♥.♥♥

Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Aku adalah seorang muslimah biasa yang masih jauh dari sempurna, seorang ibu dengan 2anak yang masih terus belajar bersabar.

MUSLIMAH, kata itu begitu kuat dan begitu sempurna, sedangkan aku mengaku sebagai MUSLIMAH tapi masih merasa jauh dari kesempurnaan seorang muslimah. Aku yang juga masih terus mencari arti dari kesempurnaan Seorang MUSLIMAH.

Aku bersama keluarga tinggal di Negara di mana Muslim adalah minoritas. Anehnya, justru selama aku tinggal di Negara ini, aku lebih banyak mengenal islam. Alhamdulillah aku dikelilingi oleh keluarga dan kerabat muslim di sini, acara dan aktifitas muslim pun selalu ada, mesjid tidak jauh dari rumah. Dan di negera ini pula aku mengenakan kerudung walaupun hanya sesekali di acara-acara pengajian.

Pernah terlintas dalam hati, keinginan untuk memakai jilbab seterusnya. Tetapi entah kenapa keinginanku itu pupus dan tertutup dengan kekhawatiranku yang luar biasa. Ada saja yang berbisik keras di hati, “Apakah kamu sudah siap lahir bathin?”, “Kamu minoritas disini, tantangannya lebih berat lho?”,” Yang penting kan hatinya, nggak perlu pakai2 jilbab”, “Elo sholat aja belum bener udah mau pakai jilbab”, Dan seterusnya, dan seterusnya. Bisikan itu begitu kuat dan mendominiasi, keinginan itupun lenyap tersimpan dalam hati.
Suatu saat ada perasaan tidak nyaman dengan keadaan buka dan tutup jilbab, ada perasaan tidak beres, aku seperti menyamar sebagai orang lain, sampai-sampai orang mengatakan aku seperti bunglon dan tidak jarang orang tidak mengenaliku karena penampilanku yang selalu berubah. Dan akupun bertanya dalam hati, “Apakah kamu malu menjadi seorang MUSLIMAH, hingga kamu membuka jilbabmu di tempat yang lain….??!!” Astaghfirullah-al'azim

Belum lagi saat aku bingung dan kerepotan jika di tengah perjalanan aku harus sholat dan lupa tidak membawa kain penutup kepala (mukena atau jilbab), akhirnya aku sholat dengan keadaan darurat, memakai topi atau kain seadanya untuk menutup kepala. Hati ini yang susah sekali khusyuk, menjadi bertambah-tambah. Lagi-lagi aku bertanya ”Untuk apa aku sholat, apa hanya untuk menyetor muka saja…???” Mengapa kamu hanya menutup kepala hanya pada saat kamu menghadap Allah swt?? Apa menurutmu Allah swt tidak tahu keadaan kamu yang sebenarnya…??? Astaghfirullah-al'azim

Aku pun makin jengah dengan keadaan diriku, aku mulai haus ilmu, mulai mencari-cari seperti apa pribadi yang muslimah, mengapa muslimah identik dengan jilbab atau kerudung?. Semakin aku membaca, semakin aku mengerti. Begitu cintanya Allah swt kepada wanita, hingga Allah swt menurunkan perintah menggunakan kerudung. Dan begitu tidak bersyukurnya aku, hingga aku mengabaikan perintahMU ya Allah. Sekelebat terlintas begitu tidak kekalnya kehidupanku ini, kecantikan duniaku tidakku bawa mati, siapkah aku menghadapmu ya Allah dengan jilbab kain kafan yang membalut tubuh, sedangkan selama hidup aku menanggalkannya.

JILBAB SEBUAH ANUGRAH
Dalam proses pencarian, aku mulai bertanya-tanya begitu cintanya Allah swt pada umatnya, sebaliknya apa bukti cintaku pada Allah swt. Cinta adalah pengorbanan, tidak segan-segan orang mengorbankan segala sesuatu untuk menggapai cinta. Pada tahun baru hijrah, setelah sholat Dhuha, entah mengapa hati ini dipenuhi dengan cinta, cintaku pada Allah swt. Kuhilangkan rasa kekhawatiran duniaku sebagai suatu pengorbanan. Dengan menyebut nama Allah SWT, Bismillahirrahmanirrahim, aku memulai mengenakan jilbab, sebagai langkah awal. Satu demi satu aku buang rok miniku, swimming suit, tanktop, celana pendek dan skinny jeansku. Semua itu aku lakukan dengan ringan dan senyum kemenangan, bahkan bernafas lega, pada akhirnya terbebas dari alat pelurus dan pengeriting rambut. Kupenuhi hati ini dengan Astaghfirullahalazim pada setiap bisikan keraguan yang muncul. Hatiku tenggelam dalam lautan zikir menyebut nama Allah swt dan rasa cintaku pada Allah swt.

Aku bukanlah seorang ahli agama dan bukan juga orang yang mulia, jilbabku tidak hanya sebagai identitas, dengan jilbabku aku bertasbih dalam hati dan rasa kecintaanku pada Allah swt. Sebuah hadiah, berkah dan keberuntungan di tahun baru Hijrah, Alhamdulillahi aku bisa mencontoh orang-orang yang mulia, Insya Allah, walaupun aku tidak sama persis seperti mereka.

PUJIAN DAN UJIAN
Pujian-pujian setelah berjilbab, aku anggap sebagai ujian berat buat diriku. Aku tidak mau terlena . Setiap pujian aku sertai dengan doa, agar jilbabku ini bisa menjadi cerminan hati, hati yang bertasbih pada Allah swt.

Suatu saat , di sebuah hotel berbintang , seorang security bertubuh besar dan berkulit hitam seperti menatap dan mengikuti langkah kami , aku dan keluarga, dengan kecurigaan, aku berpikir apa hal ini karena jilbabku, mereka curiga karena itu. Security itu menghampiri kami, dada ini berdegup kencang, Ya Allah lindungilah kami. Dan security itu menepuk bahu suamiku seraya mengucap “Assalamu’alaikum wrwb, brother!. Security itu mengucapkan salam karena melihat aku menggunakan jilbab. Subhanallah, kekhawatiran yang tidak beralasan dan tidak masuk akal. Daguku yang awalnya menunduk takut, terangkat sambil tersenyum dan berucap syukur Alhamdulillah.

Setelah mengenakan jilbab, tidak hentinya aku menerima sapaan Assalamu’alaikum dan senyum dari sesama muslimah yang tidak aku kenal diperjalanan, hati ini bahagia bertambah-tambah, janji Allah swt adalah benar “ pakailah kerudungmu sehingga kamu lebih dikenal”. Subhanallah, langkah kakipun menjadi ringan, seakan bertasbih mengagungkan namaMu, ya Allah, aku tertunduk dengan senyum bahagia.


JILBABKU, TASBIHKU
Ya Allah,
Tidak berhenti mata ini bertasbih mengagungkan keindahan ciptaanMu.
Tidak berhenti telinga ini bertasbih mendengarkan ayat-ayat suci Mu.
Tidak berhenti hidung ini bertasbih menghirup udara surgaMu
Tidak berhenti mulutku bertasbih menyebut namaMu
Tidak berhenti hati ini betasbih memuji Mu.
Tidak berhenti tangan ini bertasbih berbagi kasih kepada ciptaanMu.
Tidak berhenti langkah kaki ini bertasbih menjalankan perintahMu.

♥ ♥.♥..¸(`'•.¸*♥*¸.•'´)¸..♥.♥♥




ﷲ¸¸.•**•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*• ❤

بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

•´ ♥♥ `• Renungan •´ ♥♥ `•
ﷲ¸¸.•**•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*• ﷲ¸¸.•*¨*• ❤

♥ PENYESALAN SEORANR ISTRI ♥

Suamiku kini telah tiada dan penyesalanku yg terus ada
Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku

Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.

Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.

Tapi kini aku tahu.

Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.

Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya. Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.

Dia berkata, "Setiap kali kami ajak dia makan siang, mas Anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali, alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab". Aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”

Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi :

"Perusahaan kecil CV. Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin, sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu"

Membaca itu, benar-benar baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku. betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, "Ibu capai? Istirahat dulu saja"
Dengan kasar kukatakan, "Ya jelas aku capai, semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak, urus cucian, masak, ayah tahunya ya pulang datang bersih. titik".

Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku:

“Pak kenapa cari klinik yang termurah? Saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula.”

Dan suamiku menjawab, "Tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja, aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas".

Tuhan.. Maafkan hamba Tuhan, hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.

Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.

Banggalah pada suamimu, karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.

Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.

Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu



Ukhti ku...

Ukhti…Besarnya kerudungmu tdk menjamin sama dgn besarnya
semangat jihadmu menuju ridho
Tuhanmu,mungkinkah besarnya
kerudungmu hanya di gunakan sebagai
fashion atau gaya jaman sekarang, atau
mungkin kerudung besarmu hanya di
jadikan alat perangkap busuk supaya
mendapatkan ikhwan yang di idamkan
bahkan bisa jadi kerudung besarmu
hanya akan di jadikan sebagai
identitasmu saja, supaya bisa mendapat
gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak
ikhwan

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak
menjamin bisa menutupi aib saudaramu,
keluargamu bahkan diri antum sendiri,
coba perhatikan sekejap saja, apakah aib
saudaramu, teman dekatmu bahkan
keluargamu sendiri sudah tertutupi,
bukankah kebiasaan buruk seorang
perempuan selalu terulang dengan
tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan
kecil sudah membekas semua aib
keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib
teman dekatmu melalui lisan manis mu

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin
selembut sutra bahkan lebih dari pada
itu, tapi akankah kelembutan suara
antum sama dengan lembutnya kasihmu
pada saudaramu, pada anak-anak
jalanan, pada fakir miskin dan pada
semua orang yang menginginkan
kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak
menjamin selembut hatimu, akankah
hatimu selembut salju yang mudah
meleleh dan mudah terketuk ketika
melihat segerombolan anak-anak
palestina terlihat gigih berjuang dengan
berani menaruhkan jiwa dan raga
bahkan nyawa sekalipun dengan tetes
darah terakhir, akankah selembut itu
hatimu ataukah sebaliknya hatimu
sekeras batu yang ogah dan cuek
melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak
menjamin serajin dengan shalat
malammu, mungkinkah malam-
malammu di lewati dengan rasa rindu
menuju Tuhanmu dengan bangun di
tengah malam dan di temani dengan
butiran-butiran air mata yang jatuh ke
tempat sujud mu serta lantunan tilawah
yang tak henti-hentinya berucap
membuat setan terbirit-birit lari
ketakutan, atau sebaliknya, malammu
selalu di selimuti dengan tebalnya
selimut setan dan di nina bobokan
dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan
lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin
bisa mencerdaskan sesama saudaramu
dan keluargamu, mungkinkah temanmu
bisa ikut bergembira menikmati ilmu-
ilmunya seperti yang antum dapatkan,
ataukah antum tidak peduli sama sekali
akan kecerdasan temanmu, saudaramu
bahkan keluargamu, sehingga
membiarkannya begitu saja sampai
mereka jatuh ke dalam lubang yang
sangat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…cantiknya wajahmu tidak
menjamin kecantikan hatimu terhadap
saudaramu, temanmu bahkan diri antum
sendiri, pernahkah antum menyadari
bahwa kecantikan yang antum punya
hanya titpan ketika muda, apakah sudah
tujuh puluh tahun kedepan antum masih
terlihat cantik, jangan-jangan
kecantikanmu hanya di jadikan
perangkap jahat supaya bisa
menaklukan hati ikhwan dengan
senyuman-senyuman busukmu

Ukhti…tundukan pandanganmu yang
jatuh ke bumi tidak menjamin sama
dengan tundukan semangatmu untuk
berani menundukan musuh-musuhmu,
terlalu banyak musuh yang akan antum
hadapi mulai dari musuh-musuh islam
sampai musuh hawa nafsu pribadimu
yang selalu haus dan lapar terhadap
perbuatan jahatmu,

Ukhti…tajamnya tatapanmu yg
menusuk hati, menggoda jiwa tidak
menjamin sama dengan tajamnya
kepekaan dirimu terhadap warga
sesamamu mu yang tertindas di
palestina, pernahkah antum menangis
ketika mujhaid-mujahidah kecil
tertembak mati, atau dengan cuek bebk
membiarkan begitu saja, pernahkah
antum merasakan bagaimana rasanya
berjihad yang di lakukan oleh para
mujahidah-mujahidah teladan

Ukhti…lirikan mamatamu yang
menggetarkan jiwa tidak menjamin
dapat menggetarkan hati saudaramu
yang senang bermaksiat, coba antum
perhatikan dunia sekelilingmu masih
banyak teman,saudara bahkan keluarga
antum sendiri belum merasakan
manisny islam dan iman mereka belum
merasakan apa yang antum rasakan, bisa
jadi salah satu dari kleuargamu masih
gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan
berperilaku binatang yang tak karuan,
sanggupkah antum menggetarkan hati-
hati mereka supaya mereka bisa
merasakan sama apa yang kamu rasakan
yaitu betapa lezatnya hidup dalam
kemulyaan islam

Ukhti…muhasabah yg antum lakukan
masihkah terlihat rutin dengan
menghitung-hitung kejelekan dan
kebusukan kelakuan antum yang di
lakukan siang hari, atau bahkan kata
muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi
dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna
tidak ingat sedikitpun apa yang harus di
lakukan sebelum tidur, antum tidur
mendengkur begitu saja dan tidak
pernah kenal apa itu muhasabah sampai
kapan akhlak busuk mu di lupakan,
kenapa muhasabah tidak di jadikan
sebagai moment untuk perbaikan diri
bukankah akhwat yang hanya akan
mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu
menjadi pusat perhatian semua orang,
sanggupkah antum menjaga izzah yang
antum punya, atau sebaliknya antum
bersikap acuh tak acuh terhadap
penilaian orang lain dan hal itu akan
merusak citra akhwat yang laing, kadang
orang lain akan mempunyai persepsi di
sama ratakan antara akhwat yg satu
dengan akhwat yang lain, jadi kalo
antum sendiri membuat kebobrokan
akhlak maka akan merusak citra akhwat
yg lain

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua
orang, karena yakinlah preman
sekalipun, bahkan brandal sekalipun
tidak menginginkan istri yang akhlaknya
bobrok tapi semua orang menginginkan
istri yang solehah,siapkah antum
sekarang menjadi istri solehah yang
selalu di damba-dambakan oleh semua
orang


*Siapakah wanita ahli syurga


Siapakah wanita yang menjadi ahli Syurga?
Apakah ciri-ciri atau sifat-sifat yang menjadi kunci bagi wanita memasuki syurga?

Sebuah hadis Nabi menyatakan: Daripada Anas, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
"Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan),
menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana
pintu yang dia sukai."
(Hadis Riwayat Ahmad)

Menurut hadis di atas sekurang-kurangnya ia telah menggariskan empat dasar atau sifat utama yang menjadi teras bagi seorang wanita muslimah memasuki syurga, iaitu menunaikan kewajipannya kepada Allah dalam makna melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan ke atasnya seperti sembahyang, puasa, dan lain-lain ibadah wajib yang mampu dilaksanakan. Sebuah hadis menyebutkan bahawa sembahyang adalah perkara pertama yang akan disoal di hari Kiamat.

Daripada Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, Nabi Sallallahu Alahi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perkara yang pertama sekali dikira dari amalan hamba di hari kiamat ialah sembahyang;
sekiranya sembahyang itu sempurna, maka beruntung dan berjayalah dia, dan sekiranya ia rosak,
maka kecewa dan rugilah dia, kalau kewajipan fardhu masih kurang, Allah berfirman:
Lihatlah adakah amalan-amalan sunat untuk menyempurnakan kekurangan tersebut.
Demikianlah seterusnya dengan amalan yang lain".
(Hadis riwayat at-Tirmizi)

Disamping menunaikan kewajipan kepada Allah, menunaikan hak dan kewajipan kepada suami juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan oleh seorang wanita.

Tertunainya hak dan tanggungjawab suami barulah akan turun keredhaan dan rahmat Allah kepadanya.
Menjaga kehormatan diri juga merupakan hal yang digariskan oleh hadis di atas.
Antara hal-hal yang boleh diketegorikan dalam konteks menjaga kehormatan itu ialah mempunyai sifat pemalu,
jika suaminya keluar dia akan menguruskan dan menjaga dirinya dan harta suaminya dengan amanah.
Bila suaminya datang kepadanya dia akan menjaga mulut daripada menyebutkan perkataan yang tidak elok didengar.

Sebuah hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan bahawa:
"Sesungguhnya sopan santun dan keimanan adalah saling berkaitan, jika salah satunya dikeluarkan,
yang satu lagi juga akan hilang serentak."
(Hadis Riwayat Baihaqi)

Maksud hadis ini ialah jika kesopanan atau sifat malu sudah hilang, iman juga akan hilang bersama-samanya.
Betapa besarnya pengaruh antara kesopanan dan keimanan kepada diri seorang wanita itu,
Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menegaskan dengan sabda baginda:
"Apabila sesesorang itu terlibat dengan penzinaan, ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu mencuri ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu meminum arak ia bukan lagi seorang beriman,
apabila seseorang itu menyelewing setelah diberi amanah oleh orang lain ia bukan lagi seorang beriman,
dan apabila seseorang diantara kamu menipu ia bukan lagi seorang beriman, oleh itu berjaga-jagalah!".

Taat kepada suami merupakan satu lagi sifat wanita yang digambarkan oleh hadis yang dipaparkan di awal makalah ini. Taat kepada suami adalah tanggungjawab isteri yang wajib di sempurnakan.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam Bazzar Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Kamu sampaikan kepada perempuan yang kamu jumpa, bahawa taat kepada suami, dan mengakui hak-hak suami, sama pahalanya dengan berperang dan bertempur dengan musuh-musuh Islam di medan pertempuran,
tetapi sedikit sangat daripada isteri-isteri yang menyempurnakan hak-hak suami mereka."
(Hadis riwayat Al Imam Bazzar)

Isteri adalah pusat dan sumber kebahagiaan dan ketenteraman di dalam sebuah rumahtangga. Ia perlu mempunyai sifat-sifat sabar dan perhatian yang sepenuhnya kepada suami dan juga anak-anak.

Sikap inilah yang boleh mewujudkan suasana yang tenang, aman dan damai dalam rumahtangga.
Dalam hal ini, para isteri sayugialah akan sentiasa bersikap baik kepada suami.
Saidina Abu Bakar Radhiallahu Anhu meriwayatkan bahawa Rasullullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Seorang wanita yang menyakiti hati suami dengan lidahnya, dia mendatangkan celaan dan kemurkaan Allah, para malaikat dan umat manusia." Selain itu, Saidina Ali Radhiallahu Anhu meriwayatkan sebuah hadis mengenai setiap isteri yang tidak menghormati status suaminya. "Wanita yang berkata kepada suaminya yang tidak melihat apa-apa kebaikan pada suaminya, Allah menghapuskan segala perbuatan baiknya selama 70 tahun,
walaupun dia berpuasa selama itu siang hari dan bersembahyang pada malamnya."
(Hadis Riwayat Imam Majah dan An-Nasai)

Berdasarkan huraian ringkas di atas, para wanita semestinyalah mengamalkan sikap taat dan bertakwa kepada Allah, bertanggungjawab kepada suami dan menjaga kehormatan dirinya. Semoga dengan itu, akan mudahlah mereka mendapat rahmat dan keredhaan Allah. Rahmat dan redha Allah itulah yang akan menjamin kebahagian hidupnya di dunia dan di akhirat.